Minggu, 13 November 2011

Habib Abdullah Assegaf saat simulasi khutbah Arafah di manasik haji perdana Cordova

Banyak cerita indah yang disampaikan Habib Abdullah Assegaf saat simulasi khutbah Arafah di manasik haji perdana Cordova Sabtu 5/9 lalu. Selama kurang dari 45 menit menjelang buka puasa, Habib “cinta†yang juga sebagai pembimbing haji Cordova Travel menggetarkan setiap relung jiwa yang berada disebuah tenda “Arafahâ€. Bait-bait kata yang keluar begitu jelas menggambarkan sosok ulama kharismatik dengan kedalaman makna dan kehalusan kata. Pujangga cinta yang konsen dengan makrifatullah itu mampu menyihir jemaah dengan retorika yang berkarakter. Filosofi wukuf di Padang Arafah menjadi tema pembahasan yang sangat menarik. Semua yang tertuang dari khutbahnya, dikondisikan benar-benar mirip di Padang Arafah saat wukuf. Terlebih selogan “Be The Real Hajjâ€, “6 Hours to reborn†dan selogan-selogan smart lainnya menghiasai hampir di setiap pojok tenda. Desain interior yang begitu mengagumkan, menandakan keseriusan Cordova dalam memberikan pelayanan eksklusif terhadap tamu-tamu Allah. Lebih jelas lagi, Habib Assegaf menuturkan “Kami adalah pelayan-pelayan Anda, kewajiban kami memberikan pelayanan yang terbaik untuk para tamu agung.†Jemaah begitu serius dan antusias mengikuti rentetan agenda manasik. Bahkan banyak diantara jemaah yang terlihat berkaca-kaca saat mendengarkan filosofi tentang esensi haji saat wukuf di Arafah.

Enam jam menuju sebuah fitrah. Terlahir suci kembali setelah lembaran hidup terasa kelam. Lembaran kain hitam yang membentang sejauh langkah terpijak, menjadi putih dan suci setelah melalui enam jam krusial itu. Tak ayal ketika Allah SWT “berdialog†dengan Nabi Musa As. Mengenai keutamaan wukuf di Arafah, Nabi Musa berharap agar syariat wukuf saat berhaji menjadi bagian dari kewajiban umatnya. Namun Allah SWT menolaknya, hari yang paling mulia saat wukuf itu akan tetap menjadi bagian syariat haji untuk umat kekasih-Nya, Muhammad SAW. Setelah tertolak, Nabi Musa terus bermunajat dan memohon pada Allah, jika wukuf tidak dijadikan bagian syariatnya, bagaimana jika ia dijadikan sebagai umatnya Nabi Muhammad SAW untuk bisa mengikuti wukuf di Arafah. Tetapi Allah SWT. tetap menolaknya. Kemuliaan hari Arafah dalam perjalanan haji akan diberikan pada kekasih agung-Nya. Subhanallah… Betapa besar keutamaan dan kemuliaan hari Arafah, sehingga Nabi Musa As. bermohon untuk dijadikan umat Rasulullah SAW.

Diantara ratusan bahkan ribuan Nabi-nabi Allah di muka bumi, sebanyak 25 Nabi yang diwajibkan untuk dikenal. Diantara ke-25 Nabi hanya 5 nabi yang terpilih sebagai nabi pilihan (Ulul Azmi), diantaranya Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan Nabi Muhammad SAW. Diantara ke-5 nabi dan Rasul tersebut, Nabi Muhammad SAW yang terpilih menjadi kekasih Allah SWT yang paling mulia. Sehingga Allah menetapkan hari Arafah yang penuh dengan keberkahan itu menjadi bagian dari syariat yang dianugrahkan untuk Nabi Muhammad dan umatnya.

Six hours to reborn bukan semata khayalan dan hanya semacam iming-iming agar manusia berhaji. Tetapi Rasul telah bersabda dalam sebuah hadist shahihnya, “Baangsiapa melaksanakan haji di rumah ini tidak rafast, dan tidak berbuat fasik, maka dia kembali seperti pada hari dilahirkan ibunya (HR. Bukhari). Saking dahsyatnya hari Arafah, sehingga siapapun yang berada di Arafah melaksanakan wukuf, dan ada secuil bagian hatinya yang meragukan ampunan Allah SWT. Maka ia telah berbuat dosa besar.

So, untuk menghadapi hari-hari haji, terutama pada enam jam diatas, tak ada salahnya jika dipersiapkan dari sekarang. Karena pembentukan kharakter dan mental menuju keshalehan diri tak bisa dibentuk dengan instan.

Sumber : www.cordova-travel.com

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Top Bottom Back To Top